Pages

Jumat, 08 Juni 2012

serumit inikah jalan hidupku?


Serumit inikah jalan hidup ku ?

Sebut saja namaku maulana, aku ingin berbagi kisah ku ini agar semua orang yang membaca kisah ku ini menjadi manusia yang lebih baik lagi dan tidak seperti kehidupan ku sekarang.

          Kehidupan ku saat ini adalah dampak dari masa lalu ku yang tidak baik. Di umur ku yang ke-25 tahun,seharusnya aku tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang siap memikirkan masa depan nya kelak seperti apa dan mempunyai impian kehidupan yang mapan, tapi sepertinya itu akan menjadi angan-angan semata. Hanya tuhan yang bisa memberikan diriku keajaiban untuk merubah diriku sendiri.

          Inilah awal kisah ku hingga saat ini aku masih diberikan kesempatan tuhan untuk hidup. Dari aku lahir kedunia ini mungkin aku bisa dikatakan kurang beruntung dengan nasib ku hingga saat ini. Aku tidak tahu apa sebenarnya yang tuhan inginkan dari diriku ini hingga aku diberikan ujian hidup hingga saat ini. Kisah ku ini terjadi saat aku masih berada didalam kandungan ibu ku. Sebenarnya aku ini adalah hasil pasangan suami istri yang menikah didasari rasa cinta dan kasih sayang. Ayah ku seorang usahawan di kota S,beliau membuka usaha peternakan ikan hias dan usahanya pada saat itu boleh dikatakan cukup sukses,usahanya semakin berkembang dan banyak mempunyai anak buah. Sedangkan ibuku,memang hanya seorang wanita biasa tetapi memang orang tuanya(yang hingga saat ini aku panggil kakek dan nenek) orang berada / orang yang tingkat kemampuan ekonominya di atas rata-rata. Saat orang tua ku menikah mereka sangat bahagia terlebih ibuku pada saat itu hamil yang mengandung aku didalam perutnya. Tetapi sepertinya karena kehadiran ku membuat rumah tangga mereka goyah,ketika usia ku didalam kandungan ibu beranjak + 8 bulan,disaat usaha ayah sedang berkembang dan mempunyai uang banyak,ayah lupa akan janji ayah terhadap ibu yang akan setia pada ibu sampai akhir hayat. Ayah berencana akan menikah lagi dengan wanita lain tetapi tanpa menceraikan ibu, entah apa yang ada dipikiran ayah saat itu terlebih ayah tidak ingin ibu tahu akan niatnya tersebut. Akan tetapi seperti pepatah bilang sepandai-pandainya kita menutup kebohongan lama-lama baunya akan tercium juga, di saat ayah mempunyai niatan tersebut,dengan firasat seorang istri yang akan kelak menjadi seorang ibu. Beliau mengintrogasi salah satu anak buah ayah yang sekaligus menjadi tangan kanan ayah, dan hasilnya benar,memang ayah berniatan untuk menikah lagi. 
 
            Di dalam hati, ibu geram,kesal,benci,marah semua berkecamuk menjadi satu ketika mendengar pernyataan anak buah ayah berkata seperti itu. Ibu tidak terima dengan hal tersebut kemudian ibu memutuskan untuk pergi dari rumah ayah dan meminta cerai dari ayah. Ibu melakukan hal tersebut karena beliau tidak ingin di madu dan beliau merasa mampu untuk mengurus aku sendiri tanpa ayah karena pada saat itu ibu pun masih menjadi orang berkecukupan. Dan ibu dan ayah pun bercerai pada akhirnya. Ketika aku lahir kedunia aku tidak merasakan kehadiran ayah, yang seharusnya ada untuk melihat dan membisikkan suara adzan ditelinga ku. Setelah aku lahir,aku dirawat oleh ibu dan nenek ku dan tak lama ibu mendengar kabar bahwa ayah sudah menikah lagi dengan wanita lain.

          Ketika aku berusia 1 tahun ibu menikah lagi dengan pria pilihannya itu dan  kemudian aku mempunyai adik perempuan dam laki – laki tiri, kami tumbuh besar bersama menjadi satu keluarga karena memang umur kami tidak berbeda jauh . tetapi dikeluarga tersebut aku merasa dibedakan,ketika aku SD ayah tiri ku sering memperlakakukan aku tidak adil,ketika teman seusia ku sedang asyik bermain dibelikan sepeda oleh orang tuanya,aku pun juga dibelikan sepeda oleh orang tuaku tetapi tidak hanya untuk bermain tetapi juga untuk membantu ayah tiri ku membeli es balok yang diletakkan diboncengan sepeda ku. Karena saat itu orang tuaku membuka usaha warung serba ada. Dan pada saat itu pula sikap ibu menjadi lain,ibu menjadi orang yang keras terhadap anak-anaknya, ibu lebih suka menyuruhku menimba air disumur padahal ketika itu aku masih kecil,aku tidak diberi kebebasan untuk bermain. Pada saat itu kehidupan ibu mulai susah, keadaan ibu dan keluarganya menjadi biasa-biasa saja tidak seperti dulu. Bahkan ketika aku ingin berangkat sekolah pun sebelumnya aku harus menimba air dan membawakan makanan untuk ayah di warung agar aku bisa dapat uang jajan tambahan. Sikap ayah tiri ku pun mulai jadi tidak baik,beliau sering menyebut aku ini bukan anaknya jika ditanya orang,aku hanya anak tiri. Tetapi aku tidak pernah menanggapi hal tersebut karena pada saat itu aku masih kecil. 

          Ketika aku kelas 6 SD aku minta sama ibu untuk di khitan,dan pada saat acara hajatan hari itu berlangsung datanglah seorang nenek,seorang ibu dan seorang ayah. Yang ternyata itu adalah nenek ku,ibu tiri ku,dan ayah kandung ku. Karena pada saat itu aku belum mengerti tentang siapa mereka sebenarnya, aku menganggap mereka adalah tamu ku. Saat aku beranjak remaja aku jadi sering sakit-sakitan,aku terkena liver saat smp, ibuku saat itu merasa tidak sanggup untuk merawatku dan memberikan pengobatan untuk penyakit ku. Akhirnya ibu memutuskan untuk menyerahkan aku tinggal bersama ayah kandung ku,nenekku dan ibu tiriku di kota S. di sana memang aku dirawat,dimanjakan dan dilindungi sekali oleh nenek dan ibu tiri ku,mereka semua sayang sekali terhadap ku, semua yang aku pinta pasti dipenuhi. Tetapi aku sesungguhnya pada saat itu tidak tahu bahwa keluarga yang merawat aku selama ini siapa,aku hanya mengira mereka masih ada hubungan saudara dengan ku. Sampai akhirnya aku sembuh disana, dan mereka memutuskan untuk menyerahkan aku kembali ke ibu. Sejak saat itu biaya hidupku,sekolah ku ditanggung oleh keluarga ayah kandung ku.

           Ketika aku sudah sembuh dari sakit ku dan aku sudah beranjak lebih dewasa,nenek ku baru siap memberikan suatu pengakuan tentang status diriku yang sebenarnya. Nenek berkata kalau aku bukan anak kandung dari ayah yang sehari – hari ini aku lihat dan aku hormati. Tetapi ayah kandung ku sesungguhnya adalah orang yang merawatku saat aku sakit dan aku tinggal di rumah beliau. Nenek juga menceritakan tentang masa kecil ku,awal hubungan ayah dan ibu kandung ku sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai. Dan pada saat itu aku keget setengah mati,seakan tak percaya dengan kenyataan yang ku alami,aku marah,kenapa harus begini nasib ku? Kenapa mesti aku? Kenapa semua orang yang tahu akan hal ini selama ini diam tanpa ada yang memberitahuku? Aku marah,marah dengan semua orang,hati ku hancur,aku merasa dibohongi oleh semuanya. Dan yang paling membuat ku kesal yaitu ayah ku, aku benci kepada ayah, aku marah kepadanya,kenapa beliau melakukan semua ini kepada keluarganya sendiri? Kenapa ayah tidak setia kepada ibu? Kenapa ayah melakukan perbuatan yang berdampak kepada masa depan aku kelak? Apa ayah tidak memikirkan aku disaat kandungan ibu? Apa ayah tidak sayang kepadaku atau mungkin memang ayah tidak menginginkan aku lahir kedunia ini? Semua pertanyaan itu ada diotak ku yang membuat aku marah,kesal,benci. Bahkan aku sempat bebrapa hari tidak bertanya kepada semua orang. Aku depresi berat.

          Perasaan aku sangat amat hancur, aku bingung apa yang seharusnya aku lakukan. Karena pada saat itu aku sudah mulai mengerti dunia luar dan bergaul dengan teman – temanku. Disaat itulah aku menjadi orang yang paling arogan. Sikap ku berubah drastis 180 derajat. Aku yang awalnya orang yang masih bisa dikatakan penurut,tetapi tidak untuk saat itu. Aku menjadi seorang anak yang suka melawan, tempramental, aku sering bertengkar dengan ibu,terlebih ibu tidak memberikan apa yang aku mau. Aku bergaul dengan teman – temanku tidak memandang siapa pun itu,sampai aku menjadi orang yang suka mabuk-mabukan,bergaul malam hari sudah tidak ingat waktu,bahkan sampai pernah merasakan menggunakan narkoba. Aku menjadi pecandu narkoba,norkoba jenis apapun sudah pernah aku coba. Pada saat itu aku sudah tidak pernah memikirkan masa depan ku seperti apa, saat itu yang aku fikirkan hanya mendapatkan kesenangan,jika aku OD(over dosis) ya sudah aku mati. Kelakuan aku semakin hari semakin menggila, terlebih saat aku SMA hingga aku lulus. Kerjaan aku yang lakukan setiap hari hanya bagaimana agar aku bisa merasakan kesenangan,aku mabuk – mabukan, memakai narkoba. Terkadang jika aku sudah terdesak untuk membutuhkan uang membeli narkoba,aku pergi ke rumah ayah kandung ku untuk hanya untuk meminta uang. Bukan untuk melihat keadaannya. 
 
         Sampai akhirnya keluarga ku tahu bahwa aku memakai narkoba,saat itu aku langsung dibawa ke tempat rehabilitasi,aku mau direhab karena ku sudah mulai bosan dengan narkoba. Pada akhirnya aku benar-benar lepas total dari narkoba. Disaat itu aku sudah mulai dewasa,aku mulai berpikir tentang keluarga ku, aku merasa punya tanggung jawab untuk mencari uang,karena adik-adik ku yang masih bersekolah. Aku pernah merasakan kerasnya hidup dijalanan,hanya sekedar mencari uang untuk makan diri sendiri. Aku menjadi pengamen dari bis ke bis. Sampai akhirnya aku bekerja dibeberapa tempat. Mulai dari buruh pabrik,bekerja di shorum yang membagikan souvenir untuk pelanggan. Hingga sampai ada yang membawaku untuk bekerja di hotel sebagai office room,dan karena pekerjaan itu kehidupan ekonomi keluarga ku sedikit membaik dan terlebih adik perempuan ku sudah bekerja. Aku masih ingat sekali,gaji pertama ku hasil dari bekerja dihotel dibelikan mama sofa. Walaupun aku sudah sibuk bekerja,tetapi tetap saja kebiasaan mabuk-mabukan ku terus berlanjut. Terlebih dengan hobi baru ku yaitu balap motor. Hingga suatu hari ketika aku pergi brangkat kerja aku mendapat musibah kecelakaan yang sangat parah. Karena kecelakaan itu kaki kanan ku patah dan harus di gips, dank arena kejadian itu pula aku berhenti dari pekerjaan ku. Aku sempat dirawat masa pemulihan kaki ku pasca kecelakaan tersebut cukup lama. Dan akhirnya ketika aku sudah bisa menggunakan kaki ku,aku mencari pekerjaan lagi tetapi tetap maslah pergaulan ku tidak akan pernah habisnya entah itu main kumpul bersama teman yang ujung-ujung nya pasti mabuk – mabukan. Entah apa yang ada di fikiran ku saat itu aku hanya merasa ingin senang – senang,tidak ada pemikiran bagaimana masa depan ku kelak. 

          Tak lama aku jadi pengangguran,aku mendapatkan pekerjaan lagi. Kebiasaan ku mabuk-mabukan masih terus berlanjut dan terlebih waktu itu aku boleh di bilang seorang laki-laki yang berwajah lumayan tampan,aku digandrungi oleh wanita-wanita,mereka sering sekali mengajak ku jalan,makan bahkan sampai ada yang mengajak untuk berhubungan lebih dari sekedar teman. Ya pada saat itu aku fikir aku masih muda,aku masih mau nikmati hidup entah bagaimana jalannya. Aku sering berkenalan dengan banyak wanita dan akhirnya mereka menanggap ku pacar nya,padahal aku terkadang tidak menganggapnya sebagai pacarku. Tapi biar bagaimana pun juga walaupun aku tidak serius menjalin hubungan dengan wanita – wanita tersebut tak lantas aku berniat untuk mempermainkannya. Aku tetap menjaga kehormatan mereka,karena untuk hal yang satu itu,pemikiran ku masih waras. Sebenarnya aku sempat bebrapa kali menjalin hubungan serius dengan wanita yang benar – benar aku sayang,tetapi ternyata tak pernah bertahan lama entah karena keegoisan,jarak dll itu yang membuat aku selalu gagal untuk memilih wanita. 

Ketika aku sedang menikmati karir dan hidup ku,tuhan memberi ku cobaan. Aku dipecat dari pekerjaan ku karena kesalahan yang tidak di sengaja oleh ku. Dan akhirnya aku berhenti dari pekerjaan tersebut setelah hampir 2 tahun aku bekerja. Disaat aku sedang beristirahat selepas aku bekerja. Aku berkenalan dengan seorang wanita,kami mengawalinya menjalin hubungan pertemanan,sebut saja namanya ria. Perkenalan kami memang baru,tetapi kami merasa sudah merasa nyaman untu berkomunikasi, menurutku ria adalah wanita baik-baik dan berasal dari keluarga baik-baik keluarga ku juga menerima dia apa adanya. Layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta kami menjalani hubungan ini dengan serius,tetapi aku juga merasa khawatir dengan hubungan ini,aku merasa terlalu banyka perbedaan diantara kami,ria dari keturunan anak baik-baik,keluarganya jelas tidak seperti ku,orang tuanya termasuk orang yang disegani, ria pun orang berpendidikan dan taat pada agama,dan satu lagi masalah status sosial. Hal itu yang menyebabkan aku tidak berani untuk datang kepada orang tua nya ria. Kami memutuskan untuk backstreet dari orang tua ria. Semakin hari aku semakin dekat dengan ria,begitu pun ria. Aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Ria lama kelamaan tau tentang kehidupan ku sesungguhnya,dan di luar dugaan ku,ria masih mau menerima kekurangan ku, ria berkata padaku,kalau aku hanya salah dalam pergaulan,dia sangat siap membantu ku untuk menjadi manusia yang lebih berguna dan lebih baik. Aku diajarkan banyak tentang agama,dia mengajari ku bagaimana sholat yang benar,dia mengajari ku mengaji dari iqro,dia sering berbagi tentang apa saja yang dia ketahui dan dia pahami,bahkan ketika aku bercerita tentang bencinya ku terhadap ayah kandung ku yang sampai dia meninggal aku masih membencinya,ria membuka fikiran ku agar aku tidak terlalu benci pada ayah. Aku sayang sekali dengan ria,ria menjadi semangat ku untuk hidup kembali,aku yakin suatu saat nanti tuhan pasti memberikan sedikit kebahagiaan jika aku bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi.
 
Sampai detik ini,aku masih menjalin hubungan dengan ria. Walaupun banyak sekali rintangan dan cobaan menerpa hubungan kami dan cobaan ku dalam proses membuka diri dan hati untuk menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan kami memang begitu rumit jalannya,tetapi semakin lama aku semakin merasakan kedekatan yang lebih mendalam.kami kuat menjalani hubungan ini hampir 2 tahun lamanya, Aku berencana ingin menikahinya seusai dia lulus dari pendidikannya. Semoga tuhan mendegarkan  rencanaku  yang sederhana tapi mempunyai akhir yang bahagia bagiku.

Ya allah, terima kasih atas segala kehendak mu,yang masih mengizinkan ku bernafas hingga saat ini di dunia,tapi kenapa begitu banyak cobaan yang engkau berikan kepadaku dari aku kecil hingga sebesar ini. Terlalu banyak yang aku sia-sia kan dalam hidupku ku ini. Sampai aku bertemu dengan pasangan ku sekarang ini,kau berikan petunjuk mu lewatnya,aku jadikan hubungan ku dengannya sebagai titik balik hidupku. Aku membuka hari – hari ku dengannya dengan penuh semangat dan secercah harapan baru. Ya allah ,jadikan dia jodoh ku,jadikan aku suatu saat nanti imam yang baik untuknya dan ayah untuk anak – anak ku kelak. Ya allah,kini aku dan dia hanya memegang harapan “semuanya akan indah pada waktunya”,Cuma kata – kata itu dikala kami jenuh menghadapi ujian mu. Kami berusaha kuat menghadapi ini semua, ya allah berikan keajaiban untuk hidupku,agar aku bisa memperbaiki hidupku kembali. Dan aku hanya ingin di akhir perjalanan hidup ku berkahir dengan bahagia dan meninggal dengan khusnul khotimah berada didalam ajaran mu ya allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar